23 September 2008

Sutradara


Pra Produksi

Sebagai sutradara ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dikerjakan, yaitu :
- Director’s treatment
- Shotlist
- Storyboard
- Casting
- Reading
- Rehearsal
- Continuity

Director’s treatment
Merupakan gaya penyutradaraan yang akan diterapkan dalam pembuatan sebuah film. Dengan contoh untuk skenario yang sama bisa dihasilkan 4 film dengan gaya yang berbeda.
Tiap sutradara bisa memperlakukan sebuah skenario dengan cara yan g berbeda-beda.
Hal inilah yang menyebabkan adanya berbagai macam gaya penyutradaraan.

Hal-hal yang mempengaruhi director’s treatment adalah
Warna bisa mempengaruhi gaya, misalnya sutradara menampilkan warna (colour tone) yang berbeda untuk setiap pemunculan karakter. Umumnya hanya tokoh kunci yang ditonjolkan karakternya. Bisa juga tidak diberlakukan pembedaan warna berdasarkan karakter tetapi menurut suasana dalam tiap adegan film tersebut. Dengan mengelompokkan adegan-adegan dalam beberapa kelompok yang masing-masing diberi penekanan warna yang berbeda.

Gerakan kamera memberikan efek besar bagi penonton. Untuk itu kelompok adegan yang telah dibuat sebelumnya sebaiknya diperlakukan berbeda pula lewat gerakan kamera.
misalnya untuk adegan sebuah pengharapan lebih banyak ditampilkan dengan gerakan kamera yang dinamis dan variatif, sedangkan untuk adegan yang menggambarkan tentang kesedihan diberi gerakan kamera statis atau lambat sekali.

Penyampaian cerita bisa dilakukan dengan cara memadukan antara narasi dan dialog. Bisa saja film tersebut dibuat narasi menjadi lebih dominan atau tanpa narasi sama sekali.
Tiap paduan menghasilkan efek berbeda terhadap penonton. Untuk menentukan paduan yang pas dalam skenario serta jika memerlukan perubahan mendasar yang disebabkan penerapan suatu gaya penyampaian cerita harus didiskusikan dengan penulis skenario.

Gaya editing harus sejak awal sudah didiskusikan sejak awal dengan editor, agar penonton dapat menikmati alur cerita dengan nyaman. Penulis skenario juga bisa dilibatkan dalam diskusi tentang pemilihan gaya editing.

Shotlist
Shot adalah bagian dari sebuah adegan. satu adegan bisa terdiri dari satu atau lebih shot.
Perencanaan yang cermat harus dilakukan dalam menentukan sudut mana saja dalam sebuah adegan yang akan di shot. Kumpulan dari urutan shot tiap adegan dalam film disebut shotlist. Tanpa shotlist sebenarnya pembuatan film bisa selesai dikerjakan, namun jika mempergunakan shotlist maka proses sebuah pengambilan gambar akan jauh lebih mudah untuk dilaksanakan. Keuntungannya semua kru yang terlibat dalam sebuah penggarapan fulm tersebut akan mengetahui dengan jelas apa saja yang harus mereka lakukan.
Cara termudah untuk mengurai adegan dalam bentuk shot adalah dengan membuat script breakdown, untuk topik tersebut nanti akan dijelaskan pada posting berikutnya.

Produksi

Dalam tahap produksi sutradara harus memastikan beberapa hal yang telah diuraikan dalam script breakdown sheet.
1. Menentukan titik kamera.
2. Membuat floor plan
3. Mengarahkan pemeran
4. Menjaga continuity
5. Menentukan bagus dan tidaknya sebuah shot

Menentukan titik kamera sesuai script breakdown dan shotlist. yang perlu diperhatikan dalam urutan perekaman shot letak kamera jangan dipindah sebelum seluruh shot yang akan diambil telah selesai semuanya. Jika kamera dipindah-pindah akan memperpanjang waktu pengambilan gambar, belum lagi harus setting ulang segala peralatan jika sering berpindah tempat/lokasi.

Membuat Floor Plan
Adalah gambar/sketsa sederhana tentang pergerakan pemeran dan posisi kamera. Dalam hal ini kamera juga bisa bergerak, untuk itu perlu digambarkan juga pergerakan kamera tersebut.


Contoh Floor Plan

Penata fotografi dan penata artistik perlu diarahkan agar sesuai dengan floor plan yang telah dibuat. Jika terbiasa dengan pembuatan floor plan maka komunikasi dengan seluruh tim akan jauh lebih mudah dan lancar.

Mengarahkan Pemain
Sesuai arahan waktu latihan (rehearsal), seorang sutradara perlu membimbing para pemain untuk melakukan tugasnya. Mengupayakan dengan membuat suasana waktu pengambilan gambar menjadi senyaman mungkin agar para pemain tidak terlalu tegang.
Ketegangan yang berlebihan seringkali mengakibatkan para pemain tidak bisa maksimal dalam memerankan karakter, kadangkala penampilannya menjadi lebih buruk dibanding saat rehearsal.

Menjaga Continuity
Hal-hal yang penting berkaitan dengan kesinambungan (continuity) saat gambar dan suara direkam adalah screen direction, properti, waktu, dan suara.

Screen direction adalah arah hadap para pemain sebelum, saat, dan sesudah tiap shot direkam. Harus diperhatikan dengan teliti tentang posisi dan pergerakan pemain.

Properti, harus dipersiapkan dengan teliti untuk kebutuhan tiap shot yang akan direkam.
Umumnya karakter dibangun dengan bantuan properti yang tampil secara bersamaan dalam satu layar. Jika properti dari tiap tokoh tidak dipersiapkan dengan baik, penonton akan kesulitan mengidentifikasi tokoh-tokoh dan informasi yang hendak disampaikan oleh sutradara.

Waktu disini pengartiannya digunakan untuk menjelaskan kronologi sebuah cerita. Segala sesuatu yang berkaitan dengan elemen waktu dalam skenario harus diperhatikan dengan cermat, termasuk sumber cahaya yang masuk akal untuk waktu yang tertera dalam skenario.

Suara, unsur ini akan membantu menciptakan suasana yang diinginkan sutradara. Selain dialog yang wajib direkam dengan baik, suara lain yang mendukung seperti kereta api, peluit, suara penumpang, dan suara para pedagang juga mesti direkam. Intensitas suara pendukung atau atmosfir umumnya lebih rendah ketika dialog terjadi agar tidak terjadi tumpang tindih informasi yang disampaikan lewat suara.



Menentukan Bagus dan tidaknya sebuah shot (OK or NG)
Mencatat semua keputusan yang diambil pada saat perekaman gambar dan suara pada kolom-kolom yang terdapat dalam script continuity report. Jika puas dengan yang tampil dilayar maka dituliskan OK pada kolom OK/NG. Bila ada pengulangan shot kolom tersebut ditulis NG. Bisa juga memberi beberapa catatan pada kolom notes, misalnya suara OK gambar NG. Dengan asumsi sutradara mempunyai pilihan untuk suara sedangkan gambar akan diambil dari take yang berikutnya.
Catatan waktu yang tampak pada layar kamera (viewfinder) dituliskan pada kolom TC In/Out
(Time Code). TC In menunjukan waktu saat “action”, sedangkan TC Out menunjukan waktu setelah “Cut”



Contoh Script Continuity Report

Pasca Produksi

Usai pengambilan gambar, semua lembar script continuity report harus dirapikan agar tidak ada informasi yang tercecer. Setelah itu menyerahkan script continuity report kepada editor untuk dijadikan panduan dalam menyeleksi gambar.
Setelah editor mengerjakan seluruh adegan menjadi suatu rangkaian, kemudian mempresentasikan hasil tersebut kepada sutradara untuk tahap koreksi sesuai dengan acuan dari skenario dan script continuity report. Dalam hal ini keputusan ada ditangan sutradara dan produser ***

sumber asli : http://misteridigital.wordpress.com


Silahkan isi nama & email anda untuk mendapat penawaran diskon dari kami

Name:
Email Address:

form mail
 

blogger templates | Make Money Online